Kurangi Potensi Kecelakaan Saat Mudik Lebaran
Tahun ini, masyarakat Indonesia telah diizinkan untuk mudik agar bisa merayakan Lebaran 2022 di kampung halaman. Selain menggunakan moda transportasi umum, banyak juga pemudik yang memilih naik kendaraan pribadi, salah satunya mobil.
Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, sekitar 40 juta orang diprediksi akan menggunakan kendaraan pribadi saat mudik.
Ketika melakukan perjalanan jauh, pasti pengendara tak ingin mengalami masalah. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah kecelakaan saat perjalanan.
Perlu diketahui, kecelakaan yang terjadi tentunya tidak hanya akibat kelalaian pengemudi saja, melainkan karena tidak memperhatikan detail kendaraan yang digunakan. Itulah sebabnya penting bagi setiap pengendara untuk memahami kondisi kendaraannya.
Ada beberapa cara untuk mengurangi potensi kecelakaan saat mudik. Hal itu juga disampaikan oleh Founder dan Trainer Global Defensive Driving Center (GDDC) Aan Gandhi, yang mengatakan bahwa penting bagi setiap pemudik untuk mengantisipasi kelelahan dan risiko kecelakaan saat melakukan perjalanan mudik dengan mobil pribadi.
Hal itu dikarenakan sebagian besar kecelakaan yang terjadi di jalan disebabkan ban kendaraan yang sudah tidak layak jalan; mulai dari kondisi ban yang botak sampai tingkat keausan yang tidak merata.
Diketahui, ban merupakan komponen mobil yang paling penting. Apabila mengalami kendala atau masalah, maka kemungkinan besar bisa terjadi kecelakaan saat perjalanan. Untuk itu, kamu perlu memperhatikan berbagai hal, seperti berikut:
Pertama, pastikan agar kamu memeriksa kendaraan sebelum berangkat mudik di bengkel. Jika perlu, lakukan servis besar di bengkel resmi supaya tak timbul hal yang merugikan di kemudian hari.
Kemudian, pastikan pula kondisi pengemudi dalam keadaan yang sehat. Direkomendasikan, kamu harus membuat rencana perjalanan untuk mengantisipasi macet pada titik tertentu dan mapping waktu istirahat.
"Bila perjalanannya cukup jauh, pastikan ada pengemudi pengganti. Pengganti ini tidak boleh duduk di depan, dia harus duduk di belakang atau tengah supaya bisa beristirahat," ucap Aan.
"Kalau di depan, ia akan terjaga dan menjadi navigator, sehingga tidak bisa istirahat. Jadi sama saja tidak ada pengganti," lanjutnya.
Lalu, pastikan jumlah penumpang sesuai dengan kapasitas kendaraan. Misalnya, mobil adalah 7-seater, maka penumpangnya harus berjumlah 7 juga, termasuk pengemudinya.
Kenapa? Karena mobil sudah dibekali seatbelt dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas. Jika dipaksakan, bisa jadi overload. Sebab, beban akan berpengaruh ke suspensi, ban, dan lain sebagainya yang mengganggu handling.